Lirik Lagu Wuyung dan Artinya
Kenalan dengan Lagu Wuyung
Lagu Wuyung adalah sebuah lagu Jawa yang ditulis oleh seorang komponis besar bernama R.R. Djoeanda. Lagu ini pertama kali dinyanyikan oleh penyanyi populer Waldjinah pada tahun 1985 dan sejak itu, lagu ini telah menjadi salah satu lagu yang paling dikenal dalam musik tradisional Jawa.
Lirik Lagu Wuyung
Wuyung ing pamrih rame Kang nandhang pemijil mring waragad Rame ing pamrih wuyung Kang diolih-olih wus alingi dedemit Nganti week blumbang wuyung Ing angin kasmaran lan bening atine Gendhing pemijil kumitir duwetane Ingkang gumelar kawiyar-kawiyarane Segara ruwet bendera miring lemah-lemah raga kaping patulunge Sora kang goréng kalingkite nglawan blumbang séwu kang tangguhe, Mukti bagi jasatiranipun utawi jiwa welas tanpa tanggungan.
Arti Lirik Lagu Wuyung
Lagu Wuyung memiliki lirik yang penuh dengan makna dan metafora. Menggambarkan keindahan alam serta perasaan cinta yang abadi. Berikut ini adalah arti dari lirik lagu Wuyung:
Wuyung ing pamrih rame
Di sini, “Wuyung” berarti mawar. “Ing pamrih rame” berarti dalam suasana meriah. Jadi, lirik ini menggambarkan keindahan dan keceriaan yang tercipta dengan adanya bunga mawar.
Kang nandhang pemijil mring waragad
Arti dari lirik ini adalah bunga yang sedang mekar di tengah kebun. Bunga yang cantik dan menawan tersebut menjadi daya tarik bagi pengunjung kebun.
Rame ing pamrih wuyung
Lirik ini menjelaskan lagi tentang indahnya bunga mawar tersebut dan efeknya terhadap orang-orang yang melihatnya. Mereka menjadi terkesima oleh keindahan bunga tersebut.
Kang diolih-olih wus alingi dedemit
Lirik ini menggambarkan bahwa orang-orang yang melihat bunga mawar tersebut tiba-tiba merasa ketakutan atau merinding karena adanya makhluk halus atau dedemit.
Nganti week blumbang wuyung
Di sini, “Blumbang” berarti bulan purnama. Lirik ini menggambarkan bahwa ketika bulan purnama datang, semuanya menjadi lebih indah dan romantis.
Ing angin kasmaran lan bening atine
Lirik ini mengandung makna bahwa dalam suasana cinta yang mendalam, hati seseorang akan menjadi terang benderang dan tenang.
Gendhing pemijil kumitir duwetane
“Gendhing pemijil” merujuk pada irama yang menggetarkan hati. “Kumitir duwetane” berarti dalam keadaan berdampingan atau berdampingan. Lirik ini menggambarkan bahwa dalam sebuah irama yang indah, dua hati bisa bersatu dengan sempurna.
Ingkang gumelar kawiyar-kawiyarane
Arti lirik ini adalah mereka yang hidup dengan bahagia dan penuh keceriaan. Mereka menikmati setiap momen dengan semangat dan kegembiraan yang tinggi.
Segara ruwet bendera miring lemah-lemah raga kaping patulunge
Lirik ini memiliki arti bahwa lautan gelap gulita tanpa bintang menjadi penghalang bagi orang-orang yang ingin mencapai tujuannya. Namun, mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan semangat.
Sora kang goréng kalingkite nglawan blumbang séwu kang tangguhe
Lirik ini menceritakan tentang suara keras yang menentramkan orang-orang di tengah bulan purnama yang tenang. Suara tersebut melawan angin dan bulan purnama yang teguh.
Mukti bagi jasatiranipun utawi jiwa welas tanpa tanggungan.
Arti lirik ini adalah kebebasan bagi jiwa yang penuh welas asih tanpa ada beban atau keprihatinan.
Penutup
Lagu Wuyung merupakan salah satu karya musik tradisional Jawa yang memiliki makna mendalam. Melalui lirik-liriknya, lagu ini menggambarkan keindahan alam dan perasaan cinta yang abadi. Dengan tata bahasa Jawa yang indah, puisi dalam lagu Wuyung ini menjadi semakin memikat. Tidak heran jika lagu ini tetap populer hingga saat ini dan selalu menyentuh perasaan pendengarnya.